YOGYAKARTA - Sebuah momen bersejarah tercipta di Kırıkkale University, Türkiye, ketika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tampil sebagai duta tunggal Indonesia dalam penandatanganan Joint Declaration of the International Family Studies Congress. Capaian ini tidak hanya membanggakan bagi UMY, tetapi juga menegaskan komitmen kuat Indonesia dalam memperkuat nilai-nilai fundamental keluarga di panggung internasional.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UMY, Zuly Qodir, dengan bangga mewakili institusinya dalam penandatanganan deklarasi tersebut. Ia berdampingan dengan para pemimpin universitas dari berbagai negara, termasuk Türkiye, Polandia, Palestina, Uzbekistan, Aljazair, dan Amerika Serikat. Acara prestisius ini disaksikan langsung oleh Gubernur Kırıkkale, Mehmet Makas, yang turut menggarisbawahi signifikansi pertemuan ini.
Terbentuknya forum penandatanganan ini menjadi bukti nyata akan pentingnya peran keluarga sebagai fondasi peradaban, penopang stabilitas sosial, dan pilar kesejahteraan dunia. Di tengah gelombang modernisasi dan krisis nilai yang melanda global, penguatan institusi keluarga menjadi semakin krusial.
Deklarasi ini merupakan bagian integral dari agenda besar “2025 Year of the Family” yang dicanangkan oleh Presiden Republik Türkiye, Recep Tayyip Erdogan. Inisiatif nasional ini bertujuan untuk memperkokoh ketahanan keluarga, sebuah semangat yang sejalan dengan konstitusi Türkiye tahun 1982 dan rencana pembangunan nasional kedua belas yang menempatkan keluarga sebagai pilar utama pembangunan sosial berkelanjutan.
“Kongres internasional ini merupakan satu komitmen dan agenda besar “2025 Year of the Family” yang dicanangkan langsung oleh Presiden Republik Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, sebagai inisiatif nasional untuk memperkokoh ketahanan keluarga. Semangat ini juga sejalan dengan konstitusi Turkiye tahun 1982 dan rencana pembangunan nasional kedua belas yang menempatkan keluarga sebagai pilar utama pembangunan sosial berkelanjutan, ” jelas Zuly Qodir, Kamis (23/10).
Dalam forum akademik yang berlangsung dari Kamis hingga Sabtu, (23 - 25/10), UMY tidak hanya menandatangani deklarasi moral, tetapi juga merintis berbagai peluang kerja sama akademik internasional. Keterlibatan aktif UMY dalam forum-forum global ini menunjukkan perannya dalam diplomasi akademik yang berorientasi pada kemanusiaan universal.
“Deklarasi ini menunjukkan bahwa studi tentang keluarga tidak dapat dipisahkan dari isu kemanusiaan dan perdamaian global. Kekerasan dan perang, terutama yang menargetkan warga sipil, secara fundamental merusak institusi keluarga sebagai unit terkecil masyarakat, ” ungkap Zuly Qodir.
Lebih dari sekadar seruan moral, kongres ini melahirkan kesepakatan kolaborasi akademik internasional yang konkret. Lingkup kerja sama mencakup pengembangan kurikulum, program dual degree, penelitian bersama, serta pertukaran dosen dan mahasiswa. Inisiatif-inisiatif ini diharapkan mampu merajut jejaring ilmiah global yang kokoh demi terciptanya masyarakat yang berkeadaban, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Keterlibatan UMY dalam deklarasi ini menjadi simbol peran aktif Indonesia dalam diplomasi akademik global, yang secara brilian mengintegrasikan penguatan nilai keluarga dengan advokasi kemanusiaan internasional. (PERS)